BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pedosfer atau tanah adalah lapisan kulit bumi yang tipis yang
berada pada permukaan paling atas dari bumi. Dalam kehidupan sehari-hari, tanah
merupakan bagian yang penting yang dapat menunjang kelangsungan hidup manusia.
Sebagian besar yang kita gunakan dan kita miliki sekarang berasal dari tanah,
misalnya tanah kita gunakan sebagai tempat tinggal tempat pertanian dan
lain-lain. Tumbuhan memperoleh makanan dari tanah, sedangkan manusia dan hewan
sangat tergantung pada tumbuhan. Jadi, makanan yang kita butuhkan untuk
kelangsungan hidup manusia juga berasal dari tanah oleh karena itu pengerusakan
kualitas tanah sebenarnya menghambat kelangsungan hidup manusia.
Dalam upaya menunjang pembangunan yang berwawasan lingkungan
pengetahuan tentang tanah dan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tanah
mutlak diketahui.
Sehubungan dengan hal tersebut penulis dapat termotivasi
untuk membahas dampak perubahan tanah secara jelas dan mudah dipahami dalam
karya tulis yang berjudul “ DAMPAK PERUBAHAN PEDOSFER TERHADAP KEHIDUPAN
MANUSIA “.
|
B.
Rumusan Masalah
Agar pembahasan paper ini lebih mudah dan terarah maka
penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Apakah faktor-faktor perubahan pedosfer ?
2.
Apakah dampak perubahan pedosfer terhadap kehidupan
manusia ?
3.
Bagaimana usaha penaggulangan perubahan pedosfer?
C.
Tujuan Pembahasan
Setiap orang yang melakukan pekerjaarn pasti mempunyai tujuan dan maksud tertentu. Demikian juga
penulis dalam menyusun paper ini mempunyai acuan tertentu pula antara lain
sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan
perubahan pada pedosfer.
2.
Untuk mengetahui dampak perubahan pedosfer terhadap
kehidupan manusia.
3.
Untuk mengetahui bagaimana usaha penaggulangan
perubahan pedosfer.
D.
Jenis Penelitian
Dalam penulisan ini penulis menggunakan metode library
research yaitu mengambil pengertian dari buku-buku yang ada didalam
perpustakaan.
E.
Metode Penelitian
Adapun metode dalam penulisan paper ini penulis menggunakan
metode kepustakaan yaitu membaca buku yang ada kaitannya dengan paper ini,
sehingga penulis dapat mengumpulkan bahan yang selanjutnya dianalisa guna
memperoleh pemecahan permasalahan.
F.
Metode Analisa Data
1.
Metode deduktif : menganalisa konsep yang bersifat umum
menjadi konsep yang bersifat khusus.
2.
Metode induktif : menganalisa konsep yang bersifat
khusus menjadi konsep yang bersifat umum.
G.
Sistematika Pembahasan
Adapun
sistematika pembahasan paper ini adalah sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Meliputi
: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan pembahasan, jenis penelitian,
metode pengumpulan data, dan sistematika pembahasan.
BAB II : PEDOSFER
Meliputi
: pengertian pedosfer, faktor-faktor pembentuk pedosfer dan jenis-jenis pedosfer.
BAB III
: DAMPAK PERUBAHAN PEDOSFER TERHADAP KEHIDUPAN MANUSIA
Meliputi
: faktor-faktor penyebab perubahan pedosfer, dampak perubahan pedosfer terhadap
kehidupan manusia. Usaha penaggulangan perubahan pedosfer.
BAB IV : PENUTUP
Meliputi
: kesimpulan, saran-saran, dan penutup.
BAB II
PEDOSFER
A.
Pengertian Pedosfer
Pedosfer atau tanah adalah lapisan kulit bumi yang tipis yang
terletak pada bagian atas permukaan bumi, tanah dalam bahasa inggris disebut “
SOIL “ menurut dokuchaev: tanah adalah suatu benda fisis yang berdimensi tiga
terdiri dari panjang, lebar, dan dalam yang merupakan bagian paling atas dari
kulit bumi.
Tanah yang berbentuk di permukaan bumi secara langsung maupun
tidak langsung selalu berkembang dari bahan- bahan mineral batuan. Melalui
proses pelapukan baik secara fisis[1]
maupun kimia dan dibantu oleh pengaruh atmosfer maka batu-batuan akan
berdisintegrasi dan terdisintegrasi menghasilakan bahan induk lepas. Dan
selanjutnya dibawah pengaruh proses pedogenik.[2]
Berkembang menjadi tanah, seperti halnya dengan bentuk –bentuk permukaan bumi
yang lain. Bahwa tanah dalam perkembangannya selalu mengikuti prinsip-prinsip
dasar distribusi/ penyebaran alami, yakni sebagai berikut :
a.
Tanah akan berkembang menjadi bermacam-macam bentuk
b.
Tanah akan menunjukkan perubahan-perubahan tradisional
pada daerah-daerah perbatasan antar region tanah.
c.
|
d.
Tanah akan menuju kesetabilan relatif dalam daerah
lingkungan bahan induknya.
B.
Faktor-faktor Pembentukan Pedosfer
Ada
beberapa faktor –faktor pembentuk tanah tersebut akan diuraikan sebagai
berikut:
1.
IKLIM
Unsur-unsur iklim yang mempengaruhi proses pembentukan
tanah ada dua yaitu:
a)
Suhu/Temperatur
Suhu akan berpengaruh terhadap proses pelapukan bahan
induk apabila suhu tinggi maka proses pelapukan akan berlangsung cepat sehingga
pembentukan tanah akan cepat pula.
b)
Curah Hujan
Curah hujan akan berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan
pencucian tanah. Sedangkan pencucian tanah yang cepat menyebabkan tanah menjadi
asam.(PH[3]
Tanah menjadi rendah )
2.
ORGANISME (Vegestasi, jasad renik/mikroorganisme)
Organisme sangat berpengaruh terhadap proses
pembentukan tanah dalam hal :
a.
Membuat proses pelapukan baik pelapukan organik/pelapukan
yang dilakukan oleh makhluk hidup (hewan dan pertumbuhan) maupun pelapukan
kimiawi/ pelapukan yang terjadi karena proses kimia seperti batu kapur yang
larut oleh air.
b.
Membantu proses pembentukan humus. Tumbuhan akan
menghasilkan dan menyisakan daun/ ranting yang menumpuk dipermukaan tanah. Daun
dan ranting itu akan membusuk dengan bantuan jasad renik/mikroorganisme yang
ada didalam tanah.
c.
Pengaruh jenis vegetasi[4]
terhadap sifat-sifat tanah sangat nyata yang terjadi didaerah yang beriklim
sedang seperti vegetasi hutan dapat membentuk tanak hutan dengan warna merah.
Sedangkan vegetasi rumput membentuk tanah berwarna hitam karena banyak
kandungan bahan organis dari akar –akar dan sisa-sisa rumput.
d.
Kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat dalam tanaman
berpengaruh terhadap sifat-sifat tanah. Contoh : jenis cemara yang memberi unsur-unsur kimia seperti, Ca.
Mg. dan K yang relative rendah. Akibatnya tanah di pohon cemara derajat
keasamannya lebih tinggi.
3.
BAHAN INDUK
Bahan induk akan menentukan sifat fisik maupun sifat
kimia tanah. Bahan induk terdiri dari bahan vulkanik. Batuan beku, batuan
sedimen (Endapan) dan batuan metamorf. Batuan induk itu akan hancur menjadi
bahan induk. Kemudian akan ,mengalami pelapukan dan menjadi tanah.
Keadaan relief suatu daerah akan mempengaruhi :
a)
Tebal tipisnya lapisan tanah
Daerah yang memiliki topografi miring/berbukit
tanahnya lebih tipis karena tererosi, sedangkan daerah datar lapisa tanahnya
tebal karena sedimentasi.
b)
Sistem drainase/pengaliran
Daerah yang drainasenya kurang baik seperti sering
tergenang menyebabkan tanahnya menjadi asam.
5.
WAKTU
Waktu yang dibutuhkan tanah yang merupakan benda alam
yang terus-menerus berubah akibat pelapukan dan pencucian yang terus menerus
berubah akibat pelapukan dan pencucian yang terus menerus akibatnya tanah
semakin tua dan kurus. Mineral yang banyak mengandung unsur-unsur hara telah
habis karena mengalami pelapukan sehingga tinggal mineral yang sukar lapuk
seperti kuarsa.
C.
Jenis-jenis pedosfer
Jenis-jenis tanah/pedosfer yang ada dipermukaan bumi tentunya
berbeda-beda antara satu tempat dengan yang lainnya. Jenis-jenis tanah yang
khususnya terdapat di Indonesia
bermacam-macam antara lain :
1.
Organosal/Tanah gambut/tanah Organik
Jenis tanah ini berasal dari bahan induk organik dari
hutan rawa. Mempunyai ciri warna cokelat hingga kehitaman, kandungan unsur
haranya rendah terbentuk karena adanya proses pembusukan sisa-sisa tumbuhan
rawa.
2.
Tanah Aluvial
Jenis tanah ini berasal dari material halus yang
diendapkan oleh aliran sungai oleh karena itu tanah ini banyak terdapat
didaerah datar sepanjang aliran sungai.
3.
Tanah Regosol
Tanah ini berasal dari endapan abu vulkanis baru yang
memilki butiran kasar. Penyebarannya terdapat pada daerah gunung api, jenis
tanah ini masih muda belum mengalami diferensiasi horizon[7] dan tingkat kesuburan sedang.
4.
Tanah Litosol
Merupakan jenis tanah yang berbatu-batu dengan lapisan
tanah yang tidak begitu tebal, berasal dari batuan beku yang mengalami proses
pelapukan sempurna. Tekstur tanah beraneka ragam, pada umumnya berlapis dan
tidak berstruktur, dan tingkat kesuburan bervariasi .
5.
Tanah Latosol
Jenis tanah ini berkembang/terjadi diferensiasi horizon,
kedalamn dalam bertekstur lempung, struktur lemah hingga gumpal warna cokelat merah hingga kuning.
Tersebar didaerah beriklim basah curah hujan lebih dari 300-1000 mm. tanah ini
terbentuk dari batuan gunung api yang kemudian mengalami proses pelapukan
lanjut.
6.
Tanah Grumosol
Jenis tanah ini berasal dari batu kapur, batu lempung,
tekstur lempung berat, agak tebal, tersebar didaerah iklim sub humid [8] /sub arid dan curah hujan
kurang dari 2500 mm/ tahun.
7.
Tanah Podsolik
Tanah ini berasal dari batuan pasir kuarsa, tuff [9] vulkanik bersifat asam, curah
hujan lebih 2500 mm/ tahun, tekstur
lempung hingga pasir. Tingkat kesuburan rendah hingga sedang warna merah hingga
kuning dan peka terhadap erosi.
8.
Tanah Pedsol
Jenis tanah ini berasal dari batuan induk pasir, tekstur
lempung hingga pasir, struktur gumpal, tingkat kesuburan tanah rendah
penyebarannya didaerah beriklim basah, topografi pegunungan misalnya didaerah Kalimantan tengah.
9.
Tanah Andosol
Jenis tanah ini berasal dari induk abu vulkanik solum[10]
agak tebal warna cokelat abu-abu hingga hitam, kandungan organik tinggi,
tekstur berdebu, struktur remah, konsistensi gembur dan besifat licin berminyak
(smeary) iklim sedang dengan curah hujan diatas 2500 mm/tahun umumnya dijumpai
dilereng atas kerucut vulkan di ketinggian diatas 800 m.
10. Tanah
Mediteran Merah-Kuning
Jenis tanah ini berasal dari batuan kapur keras
(Limestone) dan tuff vulkanis bersifat basa. Penyebaran didaerah beriklim sub humid. Penyebaran pada topografi karst[11] dan lereng vulkan
dengan ketinggian dibawah 400 mm. warna cokelat hingga merah, khusus tanah
mediteran merah kuning didaerah topografi karst disebut “ terra rossa”
11. Hidromoft
kelabu (gleisol)
Jenis tanah ini perkembangannya dipengaruhi oleh faktor
lokal, yaitu topografi merupakan dataran rendah dan cekungan, hampir selalu
tergenang air, solum tanah sedang, warna kelabu hingga kekuning-kuningan,
tekstur lempung, tekstur berlumpur, konsisten lekat kandungan bahan organik.
Ciri khas tanah ini yaitu adanya “ glei kontinu” yang berwarna kelabu pucat
kedalaman < 0,5 m. akibatnya profil tanah selalu jenuh air. Penyebaran
didaerah beriklim humid hingga sub humid curah hujan lebih dari 2000 mm/ tahun.
12. Tanah
Sawah (paddy soil)
Tanah disawah ini diartikan tanah yang karena sudah lama
(ratusan tahun) dipersawahkan dilihat dari perkembangan profil khas, yang
menyimpang dari tanah aslinya. Penyimpangannya antara lain terbentuknya lapisan
bajak yang hampir kedap air atau disebut
padas olah, sedalam 10-15 cm dari muka tanah tebal 2-5 cm. dibawah ini
lapisan bajak terdapat mangan dan besi, tebalnya bervariasi tergantung
permeabilitasi tanah.
BAB III
DAMPAK PERUBAHAN PODESFER TERHADAP
KEHIDUPAN MANUSIA
A.
Faktor-faktor Penyebab Perubahan Pedosfer /Tanah
Seperti halnya terhadap benda-benda lain, tanah juga
termasuk wujud alam yang mudah mengalami perubahan/kerusakan serta berbagai
masalah mengenai tanah banyak sekali terjadi khususnya di Indonesia masalah tersebut seperti,
tingkat kesuburan tanah yang rendah, erosi, tanah longsor dan lain-lain. Adapun
faktor-faktor penyebab/kerusakan tanah antara lain sebagai berikut:
a.
Erosi
Adalah suatu proses penghancuran tanah (detached) dan
kemudian tanah tersebut dipindahkan ketempat lain oleh kekuatan air, angin,
gletser atau gravitasi yang sering terjadi di Indonesia yaitu erosi yang disebabkan
oleh air. Adapun jenis-jenis erosi dapat dibedakan menjadi tujuh antara lain :
1.
Pelarutan
2.
Erosi Percikan (splash erosion)
3.
Erosi Lembar
(sheet erosion)
4.
Erosi Alur (rill erosion)
5.
Erosi Gully (gully erosion)
6.
|
7.
Longsor
b.
Perusakan Hutan
Akibat dari hutan yang rusak dapat mengurangi daya serap
tanah dan mengurangi kemampuan dalam menampung dan menahan air, sehingga tanah
mudah tererosi.
c.
Proses Kimiawi Air Hujan
Air hujan merupakan faktor utama terjadinya kerusakan
tanah melalui proses perubahan kimiawi dan sebagian lagi karena proses
mekanisme.
d.
Proses Mekanisme Air Hujan
Air yang turun sangat deras akan mengikis dan menggores
tanah di permukaannya sehingga terbentuk selokan pada daerah yang tidak
bervegetasi hujan lebat dapat menghanyutkan tanah berkubik-kubik, ada pula yang
menghanyutkan Lumpur sehingga terjadi banjir Lumpur.
e.
Tanah Longsor
Tanah longsor adalah turunya/ambruknya tanah dan
bebatuan ke bawah bukit. Hujan mempercepat longsornya tanah karena tanah
menjadi longgar dan berat. Pelongsoran hanya terjadi pada lapisan luar yang
terlepas dari permukaan tanah.
f.
Kehilangan unsur hara dan bahan organik dari daerah
pekarangan
g.
Terkumpulnya garam di daerah perakaran (salinisasi)
h.
Penjenuhan tanah oleh air (water longing)
B.
Dampak Perubahan Pedosfer terhadap Kehidupan Manusia
Dengan adanya pertambahan populasi, dalam usaha memenuhi
kebutuhan hidupnya. Manusia telah memaksa tanah berproduksi pada tingkat maksimum.
Dalam usaha peningkatan produksi biasanya manusia hanya terpaku pada hasil
produksi saja, jarang sekali ada yang memperhatikan tanah sebagai sumber daya
alam yang bersifat tidak dapat diperbaharui (non renewable), sehingga tanah
mengalami perubahan/kerusakan dan jga dapat memberikan dampak terhadap
kehidupan khususnya manusia. Perubahan/kerusakan tanah yang utama adalah akibat
erosi tidak hanya ditempat erosi saja tetapi, juga perubahan-perubahan ditempat
lain. Adapun macam-macam dampak perubahan pedosfer/tanah terhadap kehidupan
manusia antara lain:
a.
Berkurangnya daerah/ wilayah tempat tinggal manusia
b.
Pendapatan petani berkurang karena penurunan
produktifitas tanah
c.
Berkurangnya lahan untuk bercocok tanam karena
banyaknya lahan kritis yang kurang subur.
d.
Banyaknya bencana seperti banjir, tanah longsor, dan
lain-lain yang merugikan manusia karena laju infiltrasi dan kemampuan tanah
menahan air berkurang dan struktur tanah rusak.
e.
Memerlukan banyak tenaga untuk mengolah kembali tanah
yang rusak.
C.
Usaha penggulangan Perubahan Pedosfer
Pada uraian di muka telah dibahas tanah menjadi cepat
rusak karena adanya penggunaan tanah yang kurang tepat. Salah satu cara menanggulangi
kerusakan tanah/pedosfer dapat dilakukan dengan system “ Konservasi tanah “
yaitu memelihara dan perlindungan terhadap tanah yang diupayakan secara teratur
yang bertujuan untuk mengurangi dan memberi solusi atas kerusakan tanah beserta
kelestariannya, yang berarti menggunakan tanah sesuai dengan daya guna
kemampuan, kemudian jika kita sudah memanfaatkannya kita harus memelihara serta
mempertahankan produktifitasnya. Dengan jalan memperlakukannya dengan syarat yang
diperlukan. Sehingga tanah tidak rusak dan tetap produktif. Dengan demikian pada dasarnya usaha konservasi tanah
harus dilakukan melalui/dengan :
1)
Mengurangi besar energi perusak (air hujan dan aliran
permukaann). Ke suatu tempat dimana tidak menyebabkan kerusakan tanah.
2)
Meningkatkan ketahanan agregat tanah terhadap pukulan
air hujan dan kikisan limpasan permukaan.
3)
Memperbaiki pelindung tanah
Pemilihan
dan pelaksanaan program konservasi tanah dapat diringkas menjadi :
1)
Dibagian hulu (tengah): mendapatkan produktivitas lahan
pertanian (dan hutan ) yang tinggi dan produktivitasnya tinggi dapat terjadi
dalam waktu yang lama (sustainable)
2)
Di bagian hilir (dan tengah) mengendalikan banjir dan mengelola
pengendapan sungai dan berbagi proyek yang dibangun pada sungai tersebut.
Berdasarkan cara yang dikenal tiga macam metode konservasi tanah yaitu:
A.
Metode vegetatif/ vegetasi
Metode vegetatif/vegetasi adalah metode pengawetan tanah
dengan cara menanam vegetasi (tumbuh) pada lahan yang dilestarikan. Metode ini
sangat efektif dalam pengontrolan erosi, ada beberapa cara mengawetkan tanah
melalui metode vegetatif antara lain:
a.
Penghijauan
b.
Reboisasi
c.
Penanaman secara kontur (menanami lahan searah dengan
garis kontur)
d.
Penanaman tumbuhan penutup tanah (buffering)
e.
Penanaman tanah secara berbaris ( strip cropping)
f.
Pergiliran tanaman (croprotation)
B.
Metode secara kontur (menanami lahan searah dengan
garis kontur)
Metode mekanik/teknik sipil adalah metode mengawetkan
tanah melalui teknik-teknik pengolahan tanah yang dapat memperlambat aliran
permukaan (run off). Menampung dan menyalurkan aliran permukaan dengan kekuatan
tidak merusak. Beberapa cara umum yang dapat dilakukan dengan metode mekanik/ teknik
sipil antara lain:
a.
Pengolahan tanah menurut garis kontur (sejajar dengan
garis kontur )
b.
Membuat tanggul/guludan/pematang persawahan.
c.
Pembuatan saluran air (drainase)
C.
Metode pemakaian bahan kimia
Yaitu dilakukan dengan menggunakan bahan kimia untuk memperbaiki
struktur tanah. Yaitu meningkatkan kemantapan agregat struktur tanah. Pada
umumnya penggunaan bahan kimia untuk pengawetan tanah belum banyak dilakukan
walaupun cukup efektif akan tetapi biayanya mahal. Beberapa jenis bahan kimia
yang sering digunakan antara lain., bitumen dan krilium.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Faktor-faktor penyebab perubahan pedosfer
a.
Erosi
b.
Perusakan hutan
c.
Proses kimiawi oleh air hujan
d.
Proses mekanisme oleh air hujan
e.
Tanah longsor
f.
Kehilangan unsur hara dan bahan organik
g.
Salinitasi (terkumpulnya garam di daerah perakaran)
h.
Penjenuhan tanah oleh air (waterlongging)
2.
Dampak perubahan pedosfer terhadap kehidupan manusia
a.
Berkurangnya daerah/wilayah tempat tinggal manusia
b.
Pendapatan petani berkurang karena adanya penurunan
produktifitas tanah
c.
Berkurangnya lahan untuk bercocok tanam karena banyak
lahan kritis yang kurang subur
d.
Terjadi berbagai macam bencana alam
e.
Memerlukan banyak tenaga untuk mengolah kembali tanah
yang rusak
3.
Usaha penanggulanagan perubahan pedosfer
|
a.
Metode vegetatif/vegetasi
b.
Metode teknik/mekanik
c.
Metode pemakaian bahan kimia
B.
Sara-saran
1.
Tanah/pedosfer merupakan bagian yang penting dari bumi
yang menunjang kelangsunagn hidup manusia oleh karena itu mulai sekarang
manfaatkan dan kelola dengan sebaik-baiknya. Yang sesuai dengan syarat-syarat
yang diperlukan.
2.
Sebaiknya Pemerintah khususnya Pihak Perhutani lebih menegaskan lagi tentang adanya
pengurasan hutan secara besar-besaran yang berakibat lahan dan tanah menjadi
rusak, dan tidak produktif lagi
3.
Sebaiknya para petani/pemilik sawah/ladang menerapkan sistem
pergiliran tanah dan penggunaan pupuk yang sesuai dengan aturan-aturannya
supaya lapisan tanah atas yang subur tidak tererosi dan terjaga produktifitasnya.
4.
Penggunaan pestisida dan insektisida sebaiknya
dikurangi karena pestisida yang larut dan terikat dengan butir-butir tanah
menimbulkan masalah pada kandungan unsur hara tanah yang menimbulkan masalah
pada persediaan air tanah.
5.
Pengadaan reboisasi dan penghijauan khususnya untuk
daerah curam agar agregat tanah menjadi kuat dan tidak mudah longsor.
6.
Membuat sistem terasering pada lahan miring untuk
pencegahan erosi.
C.
Penutup
Alhamdulillah teriring rasa puji syukur atas kehadirat Allah
SWT dengan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang
sederhana ini dengan sebaik-baiknya. Penulis yakin bahwa karya tulis ini masih
banyak kekurangan baik dalam penyusunan dan penulisan serta masih jauh dari
kesempurnaan. Dengan terselesainya paper ini harapan penulis selain dapat
memenuhi salah satu persyaratan untuk mengikuti ujian nasional (UAN) penulis
sangat berharap juga semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
khususnya bagi para peserta didik di lingkungan MA DARUL HUDA. Dan semoga para
pembaca bisa lebih mengetahui perubahan pedosfer atau tanah yang merupakan bagian
terpenting dari bumi dan kelangsungan hidup manusia, supaya benar-benar dijaga,
dilestarikan dan diperhatikan kualitasnya.
DAFTAR PUSTAKA
Juarti. 2004. Bahan Ajar Konservasi Lahan dan Air. Malang : Universitas Negeri Malang.
Mansur Akhmad. 2006. Buku Ajar Geografi X.
Surakarta : Citra Pustaka.
Suhendar, Soleh. 2007. Pedosfer X, Modul Pedosfer, (online),
Jilid 1 no. Modul Geo. X. 07, (http://www.pedosfer.
Ac.id, diakses 27 agustus 2010).
Sutikno dan sudibakyo. 2005. Geografi SMA X.
Klaten : Cempaka Putih.
BIODATA
Tentang penulis
|
:
|
|
Nama lengkap
|
:
|
USWATUN HASANAH
|
Nama panggilan
|
:
|
Uspha
|
Tempat tanggal lahir
|
:
|
Ngawi 02 Mei 1993 (bertepatan
dengan hari pendidikan nasional)
|
Alamat
|
:
|
Rt/ Rw 02/04 Ds. Kedungbangle Dsn. Randusongo
pencol II Kec. Ngerih Kab. Ngawi Jawa Timur
|
Nama ortu
|
:
|
Ayah : Daroini
Ibu : Solikhah
|
Jumlah
|
:
|
1 dari 1 saudara
|
Pendidikan
|
:
|
RA Perwanida Randusongo
MIN Randusongo
MTs DARUL HUDA PONOROGO
MA DARUL HUDA PONOROGO
|
Hobby
|
:
|
Baca syahadat
Sholat
Puasa
Zakat
Naik Haji kalo mampu
|
Cita-cita
|
:
|
Ahli meteorology dan geofisika
Ahli psikologi
|
Pesan
|
:
|
Hidup dengan ilmu lebih mulia dari pada hidup dengan harta
Bersabar untuk menang
“ Satu rasa satu hati “ fans club 4 mina 2
Satu komponen dalam “ Arthi sahabath”
|
DAMPAK PERUBAHAN PEDOSFER
TERHADAP KEHIDUPAN MANUSIA
PAPER
Diajukan
Kepada Madrasah Aliyah “ Darul Huda ”
Untuk
Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Mengikuti
Ujian Akhir Nasional
Oleh
:
USWATUN
HASANAH
NIS: 03249
Jurusan
: Ilmu Pengetahuan Sosial
MADRASAH ALIYAH “ DARUL HUDA “
PONOROGO
2010/2011
2010/2011
MOTTO
tygsß ß$|¡xÿø9$# Îû Îhy9ø9$# Ìóst7ø9$#ur $yJÎ/ ôMt6|¡x. Ï÷r& Ĩ$¨Z9$# Nßgs)ÉãÏ9 uÙ÷èt/ Ï%©!$# (#qè=ÏHxå öNßg¯=yès9 tbqãèÅ_öt ÇÍÊÈ
Artinya :
“Telah
nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagaimana akibat perbuatan
mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar”.(Ar-ruum : 41) (Depag RI
: 2007 :408)
|
HALAMAN PERSEMBAHAN
Puji
syukur Alhamdulillah, karya tulis ini saya persembahkan kepada :
-
Ayah dan Ibu yang selalu memberi motivasi untuk
menimba ilmu demi kesuksesan belajarku. di P.P Darul Huda.
-
Segenap dewan asatid dan ustadzah yang turut
memotivasi dan membimbing sehingga terselesaikannya karya tulis ini.
-
Untuk ahli ibadah yang bijaksana yang terangnya
bagaikan cahaya matahari
-
Semua teman –teman khususnya kelas XIIE
IPS yang telah membantu demi terselesainya karya tulis ini.
-
Madrasah Aliyah “Darul Huda “tempat menimba ilmu
bagi orang-orang yang haus akan ilmu baik agama maupun umum
-
Dan bagi para pembaca semoga karya tulis ini
bermanfaat bagi kalian semua.
|
KATA PENGANTAR
الحمد لله وبه نستعين على امور دنيا
والدين والصلا ة والسلا م على الانبياء والمر سلين وعلى اله واصحا به اجمعين
امابعد
Dengan iringan rasa syukur dan segala puji kehadirat
Allah SWT yang telah diberikan rahmat dan karunia-Nya kepada umat manusia dan
penulis khususnya. Karena dengan karunia Allah SWT semata. Penulis dapat
menyelesaikan karya tulis sederhana ini berjudul “DAMPAK PERUBAHAN PEDOSFER
TERHADAP KEHIDUPAN MANUSIA “ tanpa ada halangan satu apapun amin.
Sholawat serta salam tetap terhaturkan kepada Nabi
junjungan agama Islam Nabi Muhammad SAW. Yang telah membawa kita kezaman yang
Islamiyah yang terang benderang. Yang penuh dengan rahmat Allah.
Penulis menyusun karya tulis ini untuk membuka wacana
dan pengetahuan kita tentang perubahan
pedosfer yang semakin kritis khususnya di wilayah Indonesia, yang tentu dengan
harapan bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan khususnya bagi penulis.
Dengan terselesaikannya penyusun paper ini, penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
- Bapak Drs. Mudhofir Ihsan. Selaku kepala Madrasah Aliyah Darul Huda mayak Tonatan Ponorogo.
- Bapak Qoribun Siddiq S, Ag selaku wali kelas XII E IPS
-
v
- Kepada semua pihak yang telah membantu sehingga terselesaikannya paper ini
Penulis hanya bisa berdoa kepada Allah SWT semoga
segala amal sholeh beliau mendapat barakah disisi Allah SWT. Amin
Penulis yakin bahwa paper ini
masih jauh dari kesempurnaan, maka dari penulis mengharap kritik dan saran yang
membangun dari pembaca. Semoga paper ini bermanfaat bagi kita semua amin.
Ponorogo,
Penulis
(Uswatun Hasanah )
|
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN
PENGESAHAN....................................................................... ii
HALAMAN
MOTTO.................................................................................... iii
HALAMAN
PERSEMBAHAN.................................................................... iv
KATA
PENGANTAR ................................................................................... v
DAFTAR
ISI................................................................................................. vii
BAB I :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1
B. Rumusan
Masalah ..................................................................... 2
C. Tujuan
Pembahasan .................................................................. 2
D.Jenis Penelitian ......................................................................... 2
E. Metode
Pengumpulan Data....................................................... 3
F. Metode
Analisis Data................................................................ 3
G.Sistematika Pembahasan............................................................ 3
BAB II :
PEDOSFER
A.
Pengertian Pedosfer................................................................
5
B.
Faktor –faktor
Pembentuk Pedosfer...................................... 6
C.
Jenis-jenis Pedosfer ................................................................ 9
BAB III :
Dampak Perubahan Pedosfer terhadap
Kehidupan Manusia
A.
Faktor- faktor Penyebab Perubahan Pedosfer........................ 13
B.
|
C.
Usaha Penaggulangan Perubahan
Pedosfer ........................... 16
BAB IV : PENUTUP
A.
Kesimpulan ............................................................................ 19
B.
Saran- saran ........................................................................... 20
C.
Penutup .................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA
BIODATA PENULIS
BIODATA PENULIS
|
[1] Fisis :
benda-benda mati di sekitar kita
[2] Proses
pedogenik : proses pembentukan tanah
[3] PH :
Tingkat keasaman
[4] Vegetasi
: Tumbuhan
[5]
Topografi : Ketinggian tempat atau lereng.
[6] Relief :
Tinggi rendahnya permukaan bumi.
[7]
Diferensiasi horizon : lapisan tanah yang letaknya sejajar dengan permukaan
tanah.
[8]
Sub humid : Daerah lembab
[9]
Tuff : Bahan vulkanik yang
membatu dan menjadi butiran
[10]
Solum : Kedalaman tanah
[11] Karst :
kapur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar