Selasa, 11 Desember 2012

RESUME PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA




“TUGAS RESUME”
”Konsep dan Penerapan Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran BI”
 disusun untuk memenuhi tugas  mata kuliah
Pembelajaran Bahasa Indonesia di MI


Dosen Pengampu :
Yuentie sova puspidalia

Disusun oleh :
Imam asrofi (210611052)
Dyah farida w (210611050)
Uswatun hasanah (210611061)
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PONOROGO
2012

Hari senin,08 oktober 2012
Pukul : 07:10 sampai 08:25
Ruang : gedung Ep
Penanya :
1.      Zulfa maghfirotul H
Pertanyaan: Apakah yang di maksud dengan belajar berbasis kerja halaman 3.16?
2.      Dodik wijiatmiko
Pertanyaan : Contoh  dimaksud prilaku berdasarkan motivasi  intrisik dan ekstrinsik halaman 3.15?
3.      Dewi purwanti
Pertanyaan : Bagaimana proses belajar kontekstual?
4.      Yuli wantiasri
Pertanyaan : Contoh dari belajar berbasis jasa- layanan?
5.      Dwi maritha
Pertanyaan : Siswa butuh pemahaman terhadap kelebihan dan kekuranganya dan ini merupakan salah satu tugas guru bagaimana agar mereka bisa mengetahui  akan kekurangan dan kelemahanya ?
6.       Ronna vindy roshita
Pertanyaan : Jika pembelajaran yang mula-mula tradisional kemudian di terapkan pembelajaran yang konvensional apa saja kendalanya dan bagaimana cara mengatasi?
Jawaban :
1.      Sistem pembelajaran yang orientasinya pada masa depan peserta didik yang menggunkan konteks tempat kerja guna di massa depan mereka yang masih dalam basis sekolah contohnya : pada SMK, SMEA,STM  yang masih berbasis sekolah tapi juga berorientasi pada bidang kejuruan masing-masing misalnya bidang ekonomi akuntansi yang nantinya akan terjun sebagai pegawai bank atau di koperasi-koperasi.
2.       Prilaku berdasarkan motivasi intrinsik : dalam pembelajaran kontekstual siswa di tuntut untuk mandiri dalam mengolah materi mereka dan guru harus pandai-pandai membuat siswa merasa butuh akan materi pelajaran tersebut jadi dengan adanya rasa butuh tersebut maka muncul motivasi dalam diri siswa sendiri akan rasa ingin tau, dan mempelajarinya.
 Prilaku berdasarkan motivasi ekstrinsik : dalam pembelajaran tradisional  siswa itu bersifat pasif dan kurang menekankan kemandirian siswa sehingga siswa masih butuh motifasi dari orang lain misalnya guru. Orang tua di rumah agar motivasi dalam diri mereka bias timbul sedikit demi sedikit.
3.      Proses belajar kontekstual itu yaitu anak-anak mempelajari standar nilai-nilai dan pengetahuan masyarakat  di antaranya dalam suatu materi guru mengaitkan dengan situasi dan kondisi nyata siswa dan membuat hubungan atara materi tersebut dengan pengetahuan yang dimilikinya dalam penerapan kehidupan sehari-hari  hal ini bertujuan untuk menumbuhkan kecerdasan siswa dalam mencapai tujuan siswa efektif.
4.   Contoh belajar berbasis jasa layanan: seumpama kita ikut terjun ke dalam kegiatan Ibu-ibu PKK di desa kita juga ikut dalam kegiatan mereka misalnya membuat kerajinan untuk dijual dan kita sambil berlatih membuatnya jika dikaitan dalam konteks pembelajaran akademis bisa di kaitkan dengan mata pelajaran keterampilan dalam sekolah.
5.      Kita sebagai seorang guru pertama harus memebarikan motivasi kepada siswa agar selalu ada rasa percaya diri kalau mereka itu bisa dan mampu misalnya dalam forum kelas jangan sampai guru menyalahkan pendapat siswa hal ini dilakukan supaya murid tidak merasa minder kemudian hilang rasa percaya diri mereka, yang kedua yaitu banyak di sekolah yang memiliki kegiatan ektrakulikuler antara lain Qira’ah, drum band, pramuka, dan lain lain dengan adanya kegiatan tersebut mereka bisa mengetahui kelebihan mereka di bidang apa dan kemampuan mereka di bidang mana sesuai dengan kemampuan individu.
6.      Kendalanya antara lain kurangnya fasilitas dam media yang dapat di gunakan untuk pembelajaran kontekstual seperti laptop. LCD, dan lain-lain dan kurangnya antusias siswa yang belum bisa beradaptasi dengan sistem pembelajaran yang baru yaitu kontekstual diantaranya siswa kurang aktif, masih canggung dan lain-lain cara menanggulanginya dengan melengkapi fasilitas sarana prasarana di sekolah agar media pmebelajaran yang akan di pakai semakin mudah dan lengkap.  
Menambahi :
Sofia fajrin : dari jawaban atas pertanyaan ronna tentang pengadaan fasilitas itu tidak hanya dari sekolah tapi dari dana-dana pemerintah baik berupa dana BOS atau yang lainya jadi banyak sekali utuk memudahkan sekolah-sekolah agar menjadi mudah dalam menerapkan pembalajaran apapun.